Misteri Rana Mese dan Air Terjunnya
Kisah Rana Mese dan Air Terjunnya
![]() |
kupang.antaranews.com |
Zaman
dahulu disuatu desa terdapat sumber air cukup besar. Air itu merupakan danau
sangat tenang, tetapi banyak ikannya. Desa
itu sering disebut desa Puar. Penduduk di desa itu hidup rukun apalagi segala
macam kebutuhan ada disana. Desa itu dikelilingi hutan rimba. Tak jauh dari desa
terdapat desa lainya, tetapi mereka jarang saling berkunjung. Penduduk desa
menyakini dewa air yang bernama Rana. Penduduk desa dari zaman nenek moyak
selalu menyembah dewa air tersebut meskipun dewa air itu tidak pernah
kelihatan.
Setiap
desa memiliki orang yang paling dihormati kebetulan di desa Puar ada salah satu
orang yang memiliki ilmu putih. Dari semua desa orang ini yang selalu dihormati
penduduk. Orang itu bernama Longgor dan dia adalah seorang pertapa handal
dikampung itu. Warga mengenalnya sebagai pertapa ilmu putih. Longgor memiliki 3
murid yang sangat akur, mereka adalah Welong, Kelar, Linis.
Welong
murid senior dan sangat berbakti dengan Longgor. Sedangkan Kelar dan Lanis
murid junior yang masih kanak-kanakan. Longgor sangat senang memiliki murid
yang akur meskipun sifat mereka berbeda-beda. Lanis seorang remaja yang sangat
manja karena dia merasa perempuan sendiri. Kelar seumuran Lanis dan sangat suka
cari perhatian gurunya terutama perhatian dari Lanis. Welong seorang pria
dewasa dan penyabar serta sangat menyayangi guru dan juniornya, dia menganggap
juniornya sebagai adik.
Mereka
berempat saling membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hingga suatu
saat tiba Longgor menyuruh agar murid-muridnya pergi bertapa selama
berbulan-bulan di gunung sebelah hutan yang cukup jauh dari situ gunung itu
sering disebut Mandosawu. Murid-muridnya keberatan karena harus meninggalkan
gurunya sendirian. Gurunya berpesan selama perjalanan mereka harus bersama dan
Welong sebagai senior harus menjaga dan membantu. Tibalah mereka berangkat
untuk bertapa dan meninggalkan gurunya.
Semenjak
ditinggal murid-muridnya, Longgor melayani penduduk desa. Longgor memanfaatkan
ilmunya untuk menyembuhkan orang sakit dan lain-lain. Longgor dihormati
penduduk dan sering diberikan makanan serta kebutuhan lainnya. Penduduk
melakukan itu karena mereka tahu Longgor hampir tidak punya waktu untuk mencari
makanan. Hal itu disebabkan hampir
setiap saat penduduk desa dan desa lainya selalu mendatangi rumah Longgor.
Malam harinya Longgor selalu bertapa di tengah danau sampai subuh.
Malam
itu Longgor bertapa untuk menambah ilmunya dan memohon agar dia diberi kekuatan
untuk menjaga penduduk desa dan alam. Dewa air yang sering disebut Rana
mendengarkan permohonannya karena sudah lama bertapa akhirnya dewa air
menampakan mukanya ke Longgor dan memerikannya ilmu. Dewa air berpesan agar ia
jangan tamak dengan kekuasaannya selalu bersyukur jika melanggar ada akibatnya.
Setelah berpesan seketika dewa air menghilang dan malam itu tiba-tiba langit berubah seketika,
terdengar suara petir dan cahaya petir menyambar Longgor. Penduduk khawatir dan
segera menghampiri Longgor menggunakan perahu yang sedang bertapa ditengah danau.
Penduduk
mengambil tubuhnya yang terapung di atas air dan membawanya ke pinggir agar
segera memberi pertolongan. Sesampainya di pinggir danau penduduk kaget karena Longgor
terbangun. Penduduk heran setelah
tersambar petir yang sangat dasyat kenapa Longgor tidak terluka bahkan tak ada
luka goresan sedikitpun. Malam itu penduduk melihat badan Longgor bersinar
cerah tak seperti biasanya. Longgor menceritakan bahwa dia telah diberi ilmu oleh
dewa danau agar ilmunya semakin baik dan
ilmu menyembuhkan semakin bertambah.
Benar
saja semua penduduk yang sakit disembukan dengan cepat entah sakit apa pun,
semakin hari rumah semakin ramai dan semua penduduk menyembahnya dan
menganggapnya sebagai orang sakti. Situasi dan kondisi rumah yang semakin ramai
membuat Longgor mencari anggota baru yang bertugas untuk mengkordinir
pengunjung. Longgor memilih Cun perempuan sederhana yang hidup sebatang kara di
desa itu, Cun adalah nama panggilan penduduk desa sebenarnya Cunmi. Cun sedikit
lebih mudah dari Longgor. Seiring berjalanya waktu Longgor merasa bosan dan
cape melayani penduduk, hingga memutuskan untuk bertapa kembali.
Longgor
menggali danau membuat sebuah jalur panjang menjadi sebuah sungai. Di ujung
sungai itu dibuat seperti air terjun dan disitulah Longgor membuat tempat
pertapaan baru. Tempat itu sangat sangat gelap jika siang hari sangat
remang-remang, penduduk merasa Longgor mulai aneh karena sibuk dengan tugas
sendiri dan mulai melupakan tugasnya. Entah apa yang terjadi malam itu Longgor
seperti dirasuki.
Malam
hari Longgor melakukan ritual bertapa pertama di air terjun yang dia buat
sendiri. Tidak disangka Longgor dikejutkan sebuah roh berwujud buaya. Roh itu
mengatakan aku akan memberimu ilmu asalkan kamu memebriku darah. Ilmu ku lebih
hebat dari apa pun, engkau dapat menguasai hutan ini dan semua desa disini. Longgor
awalnya ragu dan dia meminta waktu untuk merenungkan kembali. Keesokan harinya Longgor
dengan cepat memutuskan untuk melayani roh itu. Roh itu memberikanya sedikit
ilmu hitam sebagai bukti janjinya. Tetapi Longgor akan diberikan ilmu sakti
yang sempurna setelah dia berhasil menymbangkan 4 darah segar selama satu
bulan.
Pagi
itu Longgor langsung menjalankan aksinya tanpa pikir panjang, Cun si perempuan sederhana sebagai korban pertamanya.
Longgor merayunya agar mengikuti Longgor ke air terjun itu. Cun yang sudah lama
memendam perasaannya menyetujui tanpa memikirkan maksud Longgor. Setelah sampai di air terjun Cun langsung
ditengelamkan dan sebagian darahnya diambil sebagai persembahan pertama.
Persembahan kedua dan ketiga berjalan lancar tetapi persembahan yang terakhir
mulai terkendala karena warga mulai curiga karena banyak penduduk tiba-tiba
hilang dan penduduk selalu menjaga malam hari.
Longgor
semakin marah dan mencari cara agar dia tidak ketahuan malam itu. Longgor
memanfaatkan ilmunya untuk menghabisi setiap penduduk yang menjaga pada malam
hari. Dia menemukan cara yaitu dengan memanfaatkan ilmunya dengan menyerupai
anggin besar agar seolah-olah itu seperti kejadian alam saja. Ketika dia ingin
menjalankan aksinya untuk menghabisi penjaga kebetulan ketiga muridnya yang
telah selesai bertapa pulang ke desa itu dan menghalagi kekuatan jahat itu. Longgor
seketika terkejut kenapa ada yang menghalangi ternyata ketiga muridnya. Tetapi
muridnya belum mengetahi siapa pengirim angin jahat itu. Setelah itu murid-muridnya
pulang ke rumah guru yang mereka sayangi. Sesampai dirumah mereka terkejut melihat
banyak darah dan persembahan dirumah itu. Dengan menggunakan kesaktian dari
hasil bertapa murid-muridnya mengetahui dalang dari semua itu dan mereka
menjadi sedih kenapa guru yang mereka kagumi berubah menjadi jahat.
Murid-muridnya
bertanya ke penduduk dimana guru mereka sering bertapa, setelah mendapat info
murid-muridnya menghampiri guru yang sedang bertapa di air terjun. Tanpa
sepatah kata pun gurunya langsung menyerang dan ingin mengahbisi mereka juga.
Murid-muridnya melawan guru yang sangat sakti dan mereka kesulitan.
Pertengkaran itu hampir membunuh ketiga muridnya karena semua ilmu yang mereka
pelajari sumbernya dari guru. Ketika ingin menghabisi ketiga murid, dewa air yang
dikenal Rana keluar dan menyerang Longgor meskipun Longgor memiliki kekuatan
sakti dewa air bukanlah tandinganya. Merasa dewa air sangat kuat dia rela
menyerahkan tubuh dan jiwanya untuk kekuatan kegelapan yaitu roh buaya. Roh
buaya yang terkurung selama ratusan tahun keluar dan mengeluarkan amarah
kemarahan yang sangat dasyat.
Ternyata
dewa air dan buaya itu dulunya bersahabat karena sifat tamak si buaya ingin
membunuh semua penduduk dan menguasai hutan, dewa air dan buaya beradu ilmu,
saat itu buaya kalah, sehingga dewa air menurungnya di tempat itu. Entah kenapa
Longgor membuat sebuah sungai dan air terjun bertepatan dengan tempat kurungan
ini, ternyata Longgor dirasuki roh buaya karena dia memiliki ambisi untuk
menguasi hutan. Meskipun buaya terkurung rohnya bisa keluar dan mencari orang
yang tamak seperti sifatnya dulu. Jika rohnya masuk di tubuh orang maka dia
bisa kuat dan menggunakan semua ilmunya kembali.
Pertarungan
buaya dan dewa air terulang kembali tetapi kini roh buaya dikuasai Longgor
sedangkan dewa air menggunakan tubuh Welang. Pertempuran itu sangat dasyat dan
menghebokan penduduk, semua penduduk ketakutan tetapi mereka dijaga oleh Jelis
dan Kelar. Pertarungan itu cukup lama akhirnya Welang dan dewa air memenangkan
pertarungan itu. Dewa air mengutuk Longgor dan menengelamkan dia bersama buaya
itu didasar danau. Dewa air menyuruh
semua penduduk pergi pindah ke desa lain yang jauh dari situ karena dia ingin
menengelamkan tempat ini agar orang jahat seperti buaya dan Longgor tengelam
disini. Aku juga ikut terkubur di danau
ini air akan memenuhi desa ini biarkan desa ini tengelam dengan orang jahat,
jika nantinya air lebih banyak berarti pertanda baik dan orang jahat ini tidak
bisa lepas kembali, ku korbankan diriku sebagai cintaku terhadap kalian. Jika
suatu saat air dari tempat ini kalian kuras untuk kebutuhan kejahatan dan
menyebabkan air ini kering maka orang jahat ini akan keluar kembali. Jika terjadi kabut itu pertanda orang jahat ini ingin mengganggu, tetapi aku selalu menjaga kalian. Oleh
karena itu, kalian harus merawat tempat ini dan sebagai pengenang akan
pengorbanan ku untuk kalian.
Setelah berpesan demikian dewa air ikut terkubur bersama Longgor dan buaya tetapi danau itu terpenuhi oleh air sebagai pertanda baik sesuai janji dewa air. Welang dan penduduk menyaksikan langsung desa mereka tengelam bersama danau yang merupakan sumber air mereka. Sebagai balas budi kepada Rana sang dewa air mereka menamai danau itu Rana Mese. Rana yang berarti danau, Mese yang berarti besar. Kata Welang ‘Bukan karena danau ini besar sehingga namanya Rana Mese tetapi yang besar adalah pengorbanan dari Rana sang dewa air. Pengorbanan yang besar itu sebagai lambang hatinya sangat besar kebaikanya. Sedangkan airterjun dinamai Cunca yang berarti air terjun, ‘Cun’ nama singkat dari perempuan sederhana Cunmi dan ‘Ca’ yang berarti satu. Penamaan itu karena dialah salah satu perempuan sederhana yang pernah membantu Longgor melayani penduduk yang sakit maupun yang lainnya. Air terjun itu sebagai tanda terima kasih penduduk pernah melayani mereka dengan baik.
![]() |
@ig.opinrufina |
Belum ada Komentar untuk "Misteri Rana Mese dan Air Terjunnya"
Posting Komentar